PMS
( Penyakit Menular Seksual)
Penyakit menular seksual (PMS) adalah infeksi yang
disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, atau jamur, yang penularannya terutama
melalui hubungan seksual dari seseorang yang terinfeksi kepada mitra seksualnya.
1. Herpes
Genitalis
Herpes genitalis adalah suatu kondisi
medis yang ditandai dengan munculnya sekelompok luka atau lepuhan pada permukaan
luar alat kelamin seseorang. Herpes genitalis adalah virus yang menyebabkan
bisul menyakitkan yang terasa membakar dan membuat kulit terluka. Herpes
tersebar ketika luka itu menyentuh kulit orang lain (biasanya saat berhubungan
badan)
Macam-Macam
Penyakit Herpes
·
Herpes Genitalis
Disebabkan oleh
infeksi virus Herpes Simpleks II pada alat genital dan biasanya ditularkan
melalui hubungan badan/seksual.
·
Herpes Zooster
Disebabkan oleh
infeksi saraf oleh virus Varicella Zooster berupa lepuhan pada kulit mengikuti
jalannya persarafan. Biasanya menyerang orang dengan daya tahan tubuh yang
lemah dan orang-orang yang lanjut usia. Dan penyakit ini bukan merupakan
penyakit kelamin/akibat hubungan seksual.
Virus Herpes simpleks (HSV) ada 2
jenis, yaitu : HSV-1 dan HSV-2. HSV-1 biasanya dikaitkan dengan herpes oral;
dan HSV-2 biasanya dikaitkan dengan herpes genital. Akan tetapi HSV-1 jarang
ditemukan sebagai organisme penyebab infeksi herpes genital, kemungkinan besar
akibat dari praktik seksual oral-genital. Perbedaanya adalah bahwa kekambuhan
lebih jarang untuk infeksi HSV-1 genital apabila dibandingkan dengan dengan infeksi
HSV-2 genital.
Herpes Genitalis adalah IMS virus
yang menempati urutan kedua tersering di dunia dan merupakan penyebab ulkus
genital tersering di Negara maju.
Virus HSV-2 merupakan penyebab herpes genital tersering
(82%), sedangkan HSV-1 yang lebih sering dikaitkan dengan lesi di mulut dan
bibir, ternyata dapat pula ditemukan pada 18% kasus herpes genitalis.
Masa inkubasi umumnya berkisar 3-7 hari, bahkan
dapat lebih lama. Predileksi pada perempuan dapat ditemukan di daerah labia mayor/minor, klitoris,
introitus vagina dan serviks, sedangkan yang lebih jarang di daerah perinatal,
bokong, dan mons pubis.
Gejala
biasanya diawali dengan rasa terbakar dan gatal di daerah lesi yang terjadi
beberapa jam sebelum timbulnya lesi, adanya bintik-bintik, gatal-gatal, dan
rasa sakit di alat kelamin, bisul-bisul kecil yang terasa membakar dan
membentuk luka terbuka yang menyakitkan di alat kelamin. Selain itu, dapat pula
disertai gejala konstitusi seperti malase, demam, dan nyeri otot.
Transmisi virus dapat terjadi
melalui kontak seksual dengan pasangan yang telah terinfeksi, tetapi juga dapat
secara vertical dari ibu kepada janin yang dikandungnya. Sekitar 70% infeksi
pada neonatus terjadi pada saat persalinan ketika bayi berkontak langsung melalui
jalan lahir dengan duh vagina ibu yang terinfeksi. Selain itu, infeksi dapat
terjadi pada saat janin masih berada dalam kandungan secara asendens dari
serviks atau vulva, maupun transplasental.
Jika
wanita terinfeksi herpes saat dia hamil, maka infeksi bisa menyebabkan cacat
kelahiran pada anaknya. Jika dia memiliki luka pada saat melahirkan, maka dia
bisa menularkan penyakit itu kepada anaknya jika kulit si bayi bersentuhan
dengan lukanya saat dia keluar dari vagina. Dan jika dia terinfeksi herpes saat
persalinan akan dimulai, maka cara terbaik agar dia bisa melahirkan bayi dengan
selamat adalah dengan operasi Caesar di pusat medis. Dokter akan bisa
menjauhkan bayi dari kontak kulit dengan luka herpes dan segera mengobati yang
baru lahir itu.
Herpes
dapat dicegah dengan tidak berhubungan seksual dengan siapapun yang sudah
terkena infeksi, menggunakan kondom ketika berhubungan seksual, menghindari
pasangan seksual lebih dari satu, dan menjaga kebersihan diri.
Diagnosis
klinis herpes genital sebaiknya diperkuat dengan pemeriksaan laboratorium,
karena gambaran klinisnya sangat bevariasi. Uji serologi jenis-spesifik,
walaupun tidak 100% sensitive atau spesifik, merupakan pemeriksaan yang sangat
berguna dalam menentukan diagnosis klinis terhadap herpes genital atau mendiagnosis
wanita yang asimtomatik. Uji yang paling akurat adalah uji yang berdasarkan
glikoprotein G1 dan G2 yang spesifik terhadap HSV, untuk mendiagnosis adanya
HSV-1 dan HSV-2 secara berturut-turut.
Untuk
meredakan rasa sakit dan luka akibat herpes, dapat diberikan 200mg Acyclovir
diminumkan 5x selama 7 hari. Dan untuk meredakan rasa sakit saja dapat
diberikan Paracetamol 500-1000mg diminum setiap 4 jam.
2. Gonore
Gonore adalah penyakit menular
seksual yang disebabkan oleh bakteri diplokokus gram negative intrasel yaitu
Neisseria Gonorrhoeae. Kuman ini bersifat tahan asam, tidak dapat bertahan lama
di udara bebas, tidak tahan zat desinfektan.
Gambaran kinik dan perjalanan
penyakit pada perempuan berbeda dari pria. Hal ini disebabkan oleh perbedaan
anatomi dan fisiologi alat kelamin pria dan perempuan. Go nore pada perempuan
kebanyakan asimtomatik sehingga sulit untuk menentukan masa inkubasinya.
Frekuensi kejadian tinggi pada
wanita penderita gonore yang juga memiliki klamidia dan pada tingkat yang lebih
rendah, Trichomonas. Wanita dengan Neisseria Gonorrhoeae juga sebaiknya
menjalani penapisan terhadap adanya sifilis, karena keduanya memiliki
prevalensi yang cukup tinggi pada populasi dengan resiko yang sama.
Infeksi tersebut dapat terjadi pada
uretra, kelenjar skene, kelenjar Bartholin, vulva, vagina, serviks,
endometrium, tuba falopii, ovarium, peritoneum, rectum, konjungtiva mata,
mukosa mulut, dan persendian.
Infeksi gonore dapat menyebabkan
penyakit radang panggul (PRP/PID) yang menyebabkan pembentukan jaringan parut
tuba dan mengakibatkan kehamilan ektopik atau menyebabkan wanita menjadi tidak
subur.
Wanita dapat mengalami semua,
beberapa, atau tidak sama sekali gejala-gejala berikut ini:
ü Nyeri
abdominal bagian bawah
ü Uretritis
dengan nyeri tekan, frekuensi urine, dan disuria
ü Adanya
rabas purulen dari kelenjar Skene atau Bartholini (Skenitis atau Bartholinitis)
ü Penyakit
Radang Panggul (PRP) akut pada wanita yang tidak hamil
ü Riwayat
adanya rabas vagina, metroragia, dan menoragia
ü Rabas
vagina yang berwarna kuning atau hijau, purulen, atau mukopurulen
ü Demam
ü Rasa
sakit atau terjadi perdarahan saat berhubungan badan
Pada pria, tanda-tanda biasanya
akan mulai terlihat 2-4 hari setelah pria berhubungan seks dengan seseorang
yang sudah terinfeksi
ü Keluar
lelehan dari penis
ü Rasa
sakit/terbakar saat BAK
ü Rasa
sakit atau pembengkakan di Testis
ü Tidak
menunjukkan tanda-tanda sama sekali
Gonore dapat dicegah dengan tidak
berhubungan seksual (anal, oral, dan vaginal) dengan orang yang terinfeksi dan
menggunakan kondom saat berhubungan seksual.
Sebagai seorang bidan, kita harus
menganjurkan klien untuk melakukan skrining terhadap infeksi gonore pada saat
datang pertama kali antenatal dan juga pada trimester ketiga kehamilan. Kalau
bisa setiap wanita hamil harus dites klamidia dan gonore. Jika tes menunjukkan
dia positif salah satu dari kedua penyakit ini, maka dia dan pasangannya harus
segera diobati. Namun jika mustahil bagi wanita untuk dites, dia dan
pasangannya tidak menunjukkan gejala tanda-tanda infeksi, maka dapat langsung
diberikan obat untuk pencegahan, meski anda tidak tahu pasti mereka terinfeksi
atau tidak.
Cara mengobati Gonore yaitu
·
Suntikkan 250mg Ceftriaxone di otot (IM)
1 kali, atau
·
Berikan 400mg Cefixime diminum 1 kali
Wanita
hamil yang terinfeksi klamidia atau gonore akan menularkan penyakit ini ke
bayinya saat persalinan. Infeksi ini dapat menyebabkan infeksi mata yang
menyebabkan kebutaan atau masalah paru-paru serius. Infeksi klamidia atau
gonore di mata biasanya menyebabkan keluarnya lelehan kental kuning dari mata
di bulan-bulan pertama. Untuk mencegah infeksi mata pada bayi, letakkan cairan
antibiotik ke setiap mata bayi segera setelah bayi lahir. Untuk mencegah kebutaan pada bayi akibat infeksi
klamidia dan gonore:
· Teteskan
Eritromycin 0,5-1% di setiap mata bayi kira-kira 2 jam setelah lahir, atau
· Teteskan
Tetracyclin 1% di setiap mata bayi kira-kira 2 jam setelah lahir, atau
· Teteskan
solusi 2,5% Povidon + Yodium di setiap mata bayi
3. Klamidiasis
Klamidiasis
genital adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia Trachomatis,
berukuran 0,2-1,5 mikron, berbentuk sferis, tidak bergerak, dan merupakan
parasit intrasel obligat.
Terdapat
beberapa stereotip Chlamydia Trachomatis pada manusia, yang dapat menyebabkan
trakoma, llimfogranuloma venereum, infeksi urogenital yang dapat ditularkan ke
bayi selama persalinan dan mengakibatkan oftalmia neonatorum dan pneumonia
Chlamydia neonatus. Sejumlah infeksi urogenital dapat terjadi, seperti :
endoservitis, salpingitis, penyakit radang panggul, uretritis, sistitis, dan
infeksi pascapartum, juga dapat menimbulkan kemandulan, kehamilan ektopik,
rupture membrane janin premature, dan persalinan pelahiran kurang bulan.
Chlamydia trachomatis sering ditemukan bersama-sama Trichomonas dan N.
Gonorrhoeae. Masa inkubasi berkisar antara 1-3 minggu.
Untuk
perempuan hamil dengan resiko tinggi juga dianjurkan untuk melakukan skrining
terhadap infeksi Chlamydia Trachomatis pada saat datang pertama kali antenatal
dan juga pada trimester ketiga kehamilan. Diagnosis dapat ditegakkan dengan
mendeteksi Chlamydia Trachomatis yang dapat dilakukan melalui beberapa metode,
yaitu:
·
Kultur
·
Deteksi antigen secara : Direct
Fluorescent Antibody (DFA), Enzyme Immuno Assay/Enzyme Linked Immunosorbent
Assay (EIA/ELISA), dan Rapid atau Point of Care Test
·
Deteksi Asam Deoxyribonucleic Acid
(DNA), Uji Amplikasi Asam Nukleat seperti Polymerase Chain Reaction (PCR), dan
Ligase Chain Reaction (LCR)
·
Pemeriksaan Serologi
Tanda
dan gejala pada wanita
·
Lelehan dari vagina atau anus yang
berwarna kuning atau hijau
·
Rasa sakit atau terbakar saat BAK
·
Demam
·
Rasa sakit di perut bagian bawah
·
Rasa sakit atau terjadi perdarahan saat
berhubungan badan
·
Tidak ada tanda-tanda yang terlihat atau
terasa sama sekali
Tanda dan gejala pada pria
ü Keluar
lelehan dari penis
ü Rasa
sakit atau terbakar saat BAK
ü Rasa
sakit atau pembengkakan di Testis
ü Tidak
menunjukkan tanda-tanda sama sekali
Sangat
umum seseorang terinfeksi klamidia dan gonore pada waktu yang bersamaan. Jika
tidak yakin apakah wanita terinfeksi klamidia atau gonore, atau dia terinfeksi
keduanya, maka obatilah dia dan pasangannya dengan kedua macam obat gonore dan
klamidia.
Cara mengobati klamidia:
Cara mengobati klamidia:
· Berikan
500mg Eritromycin diminum 4 kali selama 7 hari berturut-turut
· Berikan
500mg Amoxicillin diminum 3 kali selama 7 hari berturut-turut
Sebagai seorang bidan, kita harus
menginformasikan kepada klien mengenai penyebab dan perjalanan infeksi serta
efek penyakit yang mungkin terjadi pada saat kehamilannya dan pada bayi yang
belum lahir, jika wanita terinfeksi dan tidak dapat diatasi selama kehamilan.
Wanita tersebut harus mendapatkan instruksi sebagai berikut:
1. Selesaikan
semua pengobatan, bahkan jika anda tidak mengalami gejala atau gejala sudah
berkurang
2. Jangan
melakukan hubungan seksual sampai anda dan pasangan telah menyelesaikan
pengobatan dan tanpa gejala
3. Buat
perjanjian untuk kunjungan berikutnya
4. Sifilis
Sifilis
adalah penyakit kelamin yang bersifat kronis dan menahun walaupun frekuensi
penyakit ini mulai menurun, tapi masih merupakan penyakit yang berbahaya karena
dapat menyerang seluruh organ tubuh termasuk system peredaran darah, syaraf,
dan dapat ditularkan oleh ibu hamil kepada bayi yang dikandungnya, sehingga
menyebabkan kelainan bawaan pada bayi tersebut. Sifilis sering dikenal sebagai
lues, Raja Singa.
Sifilis
merupakan penyakit infeksi sitemik disebabkan oleh bakteri yang berbentuk
spiral atau spirochete yang disebut Treponema Pallidum yang dapat mengenai
seluruh organ tubuh, mulai dari kulit, mukosa, jantung hingga susunan saraf
pusat, dan juga dapat tanpa manifestasi lesi di tubuh.
Infeksi
terbagi atas beberapa fase, yaitu:
·
Lesi Primer (Sifilis Primer)
Berupa
tukak yang biasanya timbul di daerah genital eksterna dalam waktu 3 minggu
setelah kontak. Pada perempuan, kelainan sering ditemukan di labia mayor, labia
minor, fourchette, atau serviks. Gambaran klinik dapat khas, akan tetapi dapat
juga tidak khas. Lesi awal berupa papul beindurasi yang tidak nyeri, kemudian
permukaannya mengalami nekrosis dan ulserasi dengan tepi yang meninggi, teraba
keras, dan berbatas tegas.
·
Lesi Sekunder (Sifilis Sekunder)
Ditandai
dengan malase, demam, nyeri kepala, limfadenopati generalisata, ruam
generalisata dengan lesi di palmar, plantar, mukosa oral atau genital,
kondiloma lata di daerah intertrigenosadan alopesia. Lesi kulit biasanya
simetris. Treponema Paliidum banyak ditemukan pada lesi di selaput lender atau
lesi yang basah seperti kondiloma lata.
·
Sifilis Laten
Merupakan
fase sifilis tanpa gejala klinik dan hanya pemeriksaan serologic yang relative.
Hal ini mengindikasikan organisme ini masih tetap ada di dalam tubuh, dan dalam
perjalanannya fase ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun, bahkan seumur
hidup. Kurang lebih 2/3 pasien sifilis
laten yang tidak diobati akan tetap dalam fase ini selama hidupnya.
·
Sifilis Tersier
Terjadi
pada 1/3 pasien yang tidak diobati. Fase ini dapat terjadi sejak beberapa bulan
hingga beberapa tahun setelah fase laten dimulai. Treponema Paliidum menginvasi
dan menimbulkan kerusakan pada system saraf pusat, system kardiovaskuler, mata,
kulit, serta organ lain. Pada sistem kardiovaskuler dapat terjadi aneurisma
aorta dan endokarditis. Gamma timbul akibat reaksi hipersensitivitas tipe
lambat terhadap antigen T. Pallidum, lesi tersebut bersifat dekstruktif dan
biasanya muncul di kulit, tulang, atau organ dalam.
Sifilis dapat
mempertinggi resiko terinfeksi HIV. Hal ini dikarenakan oleh lebih
mudahnya virus HIV masuk ke dalam tubuh
seseorang bila terdapat luka. Sifilis yang diderita juga akan sangat
membahayakan kesehatan seseorang bila tidak diobati. Baik pada penderita lelaki
maupun wanita, spirochaeta dapat menyebar ke seluruh tubuh dan menyebabkan
rusaknya organ-organ vital yang sebagian besar tidak dapat dipulihkan.
Jika wanita
menderita sifilis saat hamil, maka bayinya bisa lahir premature, cacat, bahkan meninggal. Kalau bisa
setiap wanita hamil harus tes darah untuk memastikan dia tidak terkena sifilis
khususnya jika dia memilki luka di alat kelaminnya.
Penanganan Sifilis:
·
Pada Stadium I
diberikan
Benzalin Penisilin dengan dosis total 4,8 juta unit secara IM berturut-turut
2,4 juta unit selama seminggu
·
Pada Stadium II
Diberikan
Benzalin Penisilin dengan dosis total 6,0 juta unit secara IM 2,4 dan 1,2 juta
unit selang seminggu
·
Pada Stadium III
Diberikan
Benzalin Penisilin dosis total 9 juta unit, disuntikkan berturut-turut 2,4 dan
1,8 juta unit selang seminggu
Apabila penderita alergi terhadap Penisilin
·
Pada stadium I&II dapat diberikan
tetrasiklin HCl dengan dosis 4x500mg /hari selama 15 hari
·
Pada stadium III diberikan tetrasiklin
HCl dengan dosis 4x500mg/hari selama 30 hari
Penyakit menular seksual (PMS) adalah infeksi yang
disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, atau jamur, yang penularannya terutama
melalui hubungan seksual dari seseorang yang terinfeksi kepada mitra
seksualnya.Penyakit PMS terdiri dari Herpes.
Prevalensi PMS di Negara berkembang jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan di Negara maju. Pada wanita hamil di Negara dunia
ketiga, angka kejadian gonore 10-15 kali lebih tinggi, infeksi klamidia 2-3 kali lebih tinggi, dan sifilis
10-100 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka kejadiannya pada pada
perempuan hamil di Negara industri.
Di Indonesia sendiri, angka kejadian PMS pada
perempuan sangat terbatas dampak PMS pada kehamilan bergantung pada organisme
penyebab, lamanya infeksi, dan usia kehamilan pada saat perempuan terinfeksi
hasil konsepsi yang tidak sehat seringkali terjadi akibat PMS, misalnya
kematian janin (abortus spontan), BBLR, (akibat prematuritas, atau retardasi
pertumbuhan janin dalam rahim), dan infeksi konginetal atau perinatal
(kebutaan, pneumonia neonatus, dan retardasi mental).
infeksi penyakit kelamin kelamin juga dapat dicegah
dengan tidak berhubungan dengan siapapun yang telah terinfeksi. Infeksi
penyakit kelamin juga bisa dicegah dengan menggunakan kondom ketika berhubungan
seksual. Bayi juga bisa terinfeksi penyakit kelamin lewat darah ibu saat bayi
berada di dalam kandungan, atau saat
bayi lahir normal (pervaginam). Oleh karena itu, tanganilah infeksi penyakit
kelamin sesegera mungkin. Perawatan lebih dini akan lebih murah biaya dan lebih
efektif daripada jika perawatan itu sudah terlambat. Perlu juga untuk memeriksa
pasangannya dan pastikan orang yang telah terinfeksi mendapatkan semua obat
yang diperlukan, bahkan meskipun tanda-tanda infeksi sudah menghilang, dia
tetap harus meminum semua obat agar penyembuhan infeksi benar-benar efektif.
Oleh karena itu, bagi yang sudah menikah, sebisa
mungkin kita menghindari berganti-ganti pasangan seks dan hanya setia pada satu
pasangan saja. Dan bagi yang belum menikah, janganlah melakukan seks bebas dan
tingkatkanlah keimanan dan ketaqwaan kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa.karena
mencegah PMS itu jauh lebih baik dari pada mengobati jika sudah terinfeksi.
REFERENSI
Klein,
Susan. 2008. Panduan Lengkap Kebidanan.
Palmall. Yogyakarta
Varney,
Helen, dkk. 2006. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan. EGC. Jakarta
Prawirohardjo,
Sarwono. 2009. Ilmu kebidanan Sarwono
Prawirohardjo. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta
Rukiyah,
Ai Yeyeh. 2011. Asuhan Kebidanan IV
(Patologi Kebidanan). TIM. Jakarta
0 comments:
Post a Comment