Wednesday 15 May 2013

JENIS-JENIS PMS

Posted by Unknown at 12:03
PMS ( Penyakit Menular Seksual)
Penyakit menular seksual (PMS) adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, atau jamur, yang penularannya terutama melalui hubungan seksual dari seseorang yang terinfeksi kepada mitra seksualnya.

1.      Herpes Genitalis
Herpes genitalis adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan munculnya sekelompok luka atau lepuhan pada permukaan luar alat kelamin seseorang. Herpes genitalis adalah virus yang menyebabkan bisul menyakitkan yang terasa membakar dan membuat kulit terluka. Herpes tersebar ketika luka itu menyentuh kulit orang lain (biasanya saat berhubungan badan)
Macam-Macam Penyakit Herpes
·         Herpes Genitalis
Disebabkan oleh infeksi virus Herpes Simpleks II pada alat genital dan biasanya ditularkan melalui hubungan badan/seksual.
·         Herpes Zooster
Disebabkan oleh infeksi saraf oleh virus Varicella Zooster berupa lepuhan pada kulit mengikuti jalannya persarafan. Biasanya menyerang orang dengan daya tahan tubuh yang lemah dan orang-orang yang lanjut usia. Dan penyakit ini bukan merupakan penyakit kelamin/akibat hubungan seksual.

Virus Herpes simpleks (HSV) ada 2 jenis, yaitu : HSV-1 dan HSV-2. HSV-1 biasanya dikaitkan dengan herpes oral; dan HSV-2 biasanya dikaitkan dengan herpes genital. Akan tetapi HSV-1 jarang ditemukan sebagai organisme penyebab infeksi herpes genital, kemungkinan besar akibat dari praktik seksual oral-genital. Perbedaanya adalah bahwa kekambuhan lebih jarang untuk infeksi HSV-1 genital apabila dibandingkan dengan dengan infeksi HSV-2 genital.
Herpes Genitalis adalah IMS virus yang menempati urutan kedua tersering di dunia dan merupakan penyebab ulkus genital tersering di Negara maju.
Virus HSV-2  merupakan penyebab herpes genital tersering (82%), sedangkan HSV-1 yang lebih sering dikaitkan dengan lesi di mulut dan bibir, ternyata dapat pula ditemukan pada 18% kasus herpes genitalis.
Masa inkubasi umumnya berkisar 3-7 hari, bahkan dapat lebih lama. Predileksi pada perempuan dapat ditemukan  di daerah labia mayor/minor, klitoris, introitus vagina dan serviks, sedangkan yang lebih jarang di daerah perinatal, bokong, dan mons pubis.

            Gejala biasanya diawali dengan rasa terbakar dan gatal di daerah lesi yang terjadi beberapa jam sebelum timbulnya lesi, adanya bintik-bintik, gatal-gatal, dan rasa sakit di alat kelamin, bisul-bisul kecil yang terasa membakar dan membentuk luka terbuka yang menyakitkan di alat kelamin. Selain itu, dapat pula disertai gejala konstitusi seperti malase, demam, dan nyeri otot.
Transmisi virus dapat terjadi melalui kontak seksual dengan pasangan yang telah terinfeksi, tetapi juga dapat secara vertical dari ibu kepada janin yang dikandungnya. Sekitar 70% infeksi pada neonatus terjadi pada saat persalinan ketika bayi berkontak langsung melalui jalan lahir dengan duh vagina ibu yang terinfeksi. Selain itu, infeksi dapat terjadi pada saat janin masih berada dalam kandungan secara asendens dari serviks atau vulva, maupun transplasental.
            Jika wanita terinfeksi herpes saat dia hamil, maka infeksi bisa menyebabkan cacat kelahiran pada anaknya. Jika dia memiliki luka pada saat melahirkan, maka dia bisa menularkan penyakit itu kepada anaknya jika kulit si bayi bersentuhan dengan lukanya saat dia keluar dari vagina. Dan jika dia terinfeksi herpes saat persalinan akan dimulai, maka cara terbaik agar dia bisa melahirkan bayi dengan selamat adalah dengan operasi Caesar di pusat medis. Dokter akan bisa menjauhkan bayi dari kontak kulit dengan luka herpes dan segera mengobati yang baru lahir itu.
            Herpes dapat dicegah dengan tidak berhubungan seksual dengan siapapun yang sudah terkena infeksi, menggunakan kondom ketika berhubungan seksual, menghindari pasangan seksual lebih dari satu, dan menjaga kebersihan diri.
            Diagnosis klinis herpes genital sebaiknya diperkuat dengan pemeriksaan laboratorium, karena gambaran klinisnya sangat bevariasi. Uji serologi jenis-spesifik, walaupun tidak 100% sensitive atau spesifik, merupakan pemeriksaan yang sangat berguna dalam menentukan diagnosis klinis terhadap herpes genital atau mendiagnosis wanita yang asimtomatik. Uji yang paling akurat adalah uji yang berdasarkan glikoprotein G1 dan G2 yang spesifik terhadap HSV, untuk mendiagnosis adanya HSV-1 dan HSV-2 secara berturut-turut.
            Untuk meredakan rasa sakit dan luka akibat herpes, dapat diberikan 200mg Acyclovir diminumkan 5x selama 7 hari. Dan untuk meredakan rasa sakit saja dapat diberikan Paracetamol 500-1000mg diminum setiap 4 jam.

2.      Gonore
Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri diplokokus gram negative intrasel yaitu Neisseria Gonorrhoeae. Kuman ini bersifat tahan asam, tidak dapat bertahan lama di udara bebas, tidak tahan zat desinfektan.
Gambaran kinik dan perjalanan penyakit pada perempuan berbeda dari pria. Hal ini disebabkan oleh perbedaan anatomi dan fisiologi alat kelamin pria dan perempuan. Go nore pada perempuan kebanyakan asimtomatik sehingga sulit untuk menentukan masa inkubasinya.
Frekuensi kejadian tinggi pada wanita penderita gonore yang juga memiliki klamidia dan pada tingkat yang lebih rendah, Trichomonas. Wanita dengan Neisseria Gonorrhoeae juga sebaiknya menjalani penapisan terhadap adanya sifilis, karena keduanya memiliki prevalensi yang cukup tinggi pada populasi dengan resiko yang sama.
Infeksi tersebut dapat terjadi pada uretra, kelenjar skene, kelenjar Bartholin, vulva, vagina, serviks, endometrium, tuba falopii, ovarium, peritoneum, rectum, konjungtiva mata, mukosa mulut, dan persendian.
Infeksi gonore dapat menyebabkan penyakit radang panggul (PRP/PID) yang menyebabkan pembentukan jaringan parut tuba dan mengakibatkan kehamilan ektopik atau menyebabkan wanita menjadi tidak subur.
Wanita dapat mengalami semua, beberapa, atau tidak sama sekali gejala-gejala berikut ini:
ü  Nyeri abdominal bagian bawah
ü  Uretritis dengan nyeri tekan, frekuensi urine, dan disuria
ü  Adanya rabas purulen dari kelenjar Skene atau Bartholini (Skenitis atau Bartholinitis)
ü  Penyakit Radang Panggul (PRP) akut pada wanita yang tidak hamil
ü  Riwayat adanya rabas vagina, metroragia, dan menoragia
ü  Rabas vagina yang berwarna kuning atau hijau, purulen, atau mukopurulen
ü  Demam
ü  Rasa sakit atau terjadi perdarahan saat berhubungan badan

Pada pria, tanda-tanda biasanya akan mulai terlihat 2-4 hari setelah pria berhubungan seks dengan seseorang yang sudah terinfeksi
ü  Keluar lelehan dari penis
ü  Rasa sakit/terbakar saat BAK
ü  Rasa sakit atau pembengkakan di Testis
ü  Tidak menunjukkan tanda-tanda sama sekali

Gonore dapat dicegah dengan tidak berhubungan seksual (anal, oral, dan vaginal) dengan orang yang terinfeksi dan menggunakan kondom saat berhubungan seksual.
Sebagai seorang bidan, kita harus menganjurkan klien untuk melakukan skrining terhadap infeksi gonore pada saat datang pertama kali antenatal dan juga pada trimester ketiga kehamilan. Kalau bisa setiap wanita hamil harus dites klamidia dan gonore. Jika tes menunjukkan dia positif salah satu dari kedua penyakit ini, maka dia dan pasangannya harus segera diobati. Namun jika mustahil bagi wanita untuk dites, dia dan pasangannya tidak menunjukkan gejala tanda-tanda infeksi, maka dapat langsung diberikan obat untuk pencegahan, meski anda tidak tahu pasti mereka terinfeksi atau tidak.
Cara mengobati Gonore yaitu
·         Suntikkan 250mg Ceftriaxone di otot (IM) 1 kali, atau
·         Berikan 400mg Cefixime diminum 1 kali
            Wanita hamil yang terinfeksi klamidia atau gonore akan menularkan penyakit ini ke bayinya saat persalinan. Infeksi ini dapat menyebabkan infeksi mata yang menyebabkan kebutaan atau masalah paru-paru serius. Infeksi klamidia atau gonore di mata biasanya menyebabkan keluarnya lelehan kental kuning dari mata di bulan-bulan pertama. Untuk mencegah infeksi mata pada bayi, letakkan cairan antibiotik ke setiap mata bayi segera setelah bayi lahir. Untuk  mencegah kebutaan pada bayi akibat infeksi klamidia dan gonore:
·      Teteskan Eritromycin 0,5-1% di setiap mata bayi kira-kira 2 jam setelah lahir, atau
·      Teteskan Tetracyclin 1% di setiap mata bayi kira-kira 2 jam setelah lahir, atau
·      Teteskan solusi 2,5% Povidon + Yodium di setiap mata bayi
3.      Klamidiasis
            Klamidiasis genital adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia Trachomatis, berukuran 0,2-1,5 mikron, berbentuk sferis, tidak bergerak, dan merupakan parasit intrasel obligat.
            Terdapat beberapa stereotip Chlamydia Trachomatis pada manusia, yang dapat menyebabkan trakoma, llimfogranuloma venereum, infeksi urogenital yang dapat ditularkan ke bayi selama persalinan dan mengakibatkan oftalmia neonatorum dan pneumonia Chlamydia neonatus. Sejumlah infeksi urogenital dapat terjadi, seperti : endoservitis, salpingitis, penyakit radang panggul, uretritis, sistitis, dan infeksi pascapartum, juga dapat menimbulkan kemandulan, kehamilan ektopik, rupture membrane janin premature, dan persalinan pelahiran kurang bulan. Chlamydia trachomatis sering ditemukan bersama-sama Trichomonas dan N. Gonorrhoeae. Masa inkubasi berkisar antara 1-3 minggu.
            Untuk perempuan hamil dengan resiko tinggi juga dianjurkan untuk melakukan skrining terhadap infeksi Chlamydia Trachomatis pada saat datang pertama kali antenatal dan juga pada trimester ketiga kehamilan. Diagnosis dapat ditegakkan dengan mendeteksi Chlamydia Trachomatis yang dapat dilakukan melalui beberapa metode, yaitu:
·         Kultur
·         Deteksi antigen secara : Direct Fluorescent Antibody (DFA), Enzyme Immuno Assay/Enzyme Linked Immunosorbent Assay (EIA/ELISA), dan Rapid atau Point of Care Test
·         Deteksi Asam Deoxyribonucleic Acid (DNA), Uji Amplikasi Asam Nukleat seperti Polymerase Chain Reaction (PCR), dan Ligase Chain Reaction (LCR)
·         Pemeriksaan Serologi

                        Tanda dan gejala pada wanita
·         Lelehan dari vagina atau anus yang berwarna kuning atau hijau
·         Rasa sakit atau terbakar saat BAK
·         Demam
·         Rasa sakit di perut bagian bawah
·         Rasa sakit atau terjadi perdarahan saat berhubungan badan
·         Tidak ada tanda-tanda yang terlihat atau terasa sama sekali
Tanda dan gejala pada pria
ü  Keluar lelehan dari penis
ü  Rasa sakit atau terbakar saat BAK
ü  Rasa sakit atau pembengkakan di Testis
ü  Tidak menunjukkan tanda-tanda sama sekali

            Sangat umum seseorang terinfeksi klamidia dan gonore pada waktu yang bersamaan. Jika tidak yakin apakah wanita terinfeksi klamidia atau gonore, atau dia terinfeksi keduanya, maka obatilah dia dan pasangannya dengan kedua macam obat gonore dan klamidia.
Cara mengobati klamidia:
·      Berikan 500mg Eritromycin diminum 4 kali selama 7 hari berturut-turut
·      Berikan 500mg Amoxicillin diminum 3 kali selama 7 hari berturut-turut

Sebagai seorang bidan, kita harus menginformasikan kepada klien mengenai penyebab dan perjalanan infeksi serta efek penyakit yang mungkin terjadi pada saat kehamilannya dan pada bayi yang belum lahir, jika wanita terinfeksi dan tidak dapat diatasi selama kehamilan. Wanita tersebut harus mendapatkan instruksi sebagai berikut:
1.      Selesaikan semua pengobatan, bahkan jika anda tidak mengalami gejala atau gejala sudah berkurang
2.      Jangan melakukan hubungan seksual sampai anda dan pasangan telah menyelesaikan pengobatan dan tanpa gejala
3.      Buat perjanjian untuk kunjungan berikutnya

4.      Sifilis
            Sifilis adalah penyakit kelamin yang bersifat kronis dan menahun walaupun frekuensi penyakit ini mulai menurun, tapi masih merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat menyerang seluruh organ tubuh termasuk system peredaran darah, syaraf, dan dapat ditularkan oleh ibu hamil kepada bayi yang dikandungnya, sehingga menyebabkan kelainan bawaan pada bayi tersebut. Sifilis sering dikenal sebagai lues, Raja Singa.
            Sifilis merupakan penyakit infeksi sitemik disebabkan oleh bakteri yang berbentuk spiral atau spirochete yang disebut Treponema Pallidum yang dapat mengenai seluruh organ tubuh, mulai dari kulit, mukosa, jantung hingga susunan saraf pusat, dan juga dapat tanpa manifestasi lesi di tubuh.
            Infeksi terbagi atas beberapa fase, yaitu:
·         Lesi Primer (Sifilis Primer)
Berupa tukak yang biasanya timbul di daerah genital eksterna dalam waktu 3 minggu setelah kontak. Pada perempuan, kelainan sering ditemukan di labia mayor, labia minor, fourchette, atau serviks. Gambaran klinik dapat khas, akan tetapi dapat juga tidak khas. Lesi awal berupa papul beindurasi yang tidak nyeri, kemudian permukaannya mengalami nekrosis dan ulserasi dengan tepi yang meninggi, teraba keras, dan berbatas tegas.
·         Lesi Sekunder (Sifilis Sekunder)
Ditandai dengan malase, demam, nyeri kepala, limfadenopati generalisata, ruam generalisata dengan lesi di palmar, plantar, mukosa oral atau genital, kondiloma lata di daerah intertrigenosadan alopesia. Lesi kulit biasanya simetris. Treponema Paliidum banyak ditemukan pada lesi di selaput lender atau lesi yang basah seperti kondiloma lata.
·         Sifilis Laten
Merupakan fase sifilis tanpa gejala klinik dan hanya pemeriksaan serologic yang relative. Hal ini mengindikasikan organisme ini masih tetap ada di dalam tubuh, dan dalam perjalanannya fase ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun, bahkan seumur hidup. Kurang lebih  2/3 pasien sifilis laten yang tidak diobati akan tetap dalam fase ini selama hidupnya.
·         Sifilis Tersier
Terjadi pada 1/3 pasien yang tidak diobati. Fase ini dapat terjadi sejak beberapa bulan hingga beberapa tahun setelah fase laten dimulai. Treponema Paliidum menginvasi dan menimbulkan kerusakan pada system saraf pusat, system kardiovaskuler, mata, kulit, serta organ lain. Pada sistem kardiovaskuler dapat terjadi aneurisma aorta dan endokarditis. Gamma timbul akibat reaksi hipersensitivitas tipe lambat terhadap antigen T. Pallidum, lesi tersebut bersifat dekstruktif dan biasanya muncul di kulit, tulang, atau organ dalam.

Sifilis dapat mempertinggi resiko terinfeksi HIV. Hal ini dikarenakan oleh lebih mudahnya  virus HIV masuk ke dalam tubuh seseorang bila terdapat luka. Sifilis yang diderita juga akan sangat membahayakan kesehatan seseorang bila tidak diobati. Baik pada penderita lelaki maupun wanita, spirochaeta dapat menyebar ke seluruh tubuh dan menyebabkan rusaknya organ-organ vital yang sebagian besar tidak dapat dipulihkan.
Jika wanita menderita sifilis saat hamil, maka bayinya bisa lahir  premature, cacat, bahkan meninggal. Kalau bisa setiap wanita hamil harus tes darah untuk memastikan dia tidak terkena sifilis khususnya jika dia memilki luka di alat kelaminnya.
Penanganan Sifilis:
·         Pada Stadium I
diberikan Benzalin Penisilin dengan dosis total 4,8 juta unit secara IM berturut-turut 2,4 juta unit selama seminggu
·         Pada Stadium II
Diberikan Benzalin Penisilin dengan dosis total 6,0 juta unit secara IM 2,4 dan 1,2 juta unit selang seminggu
·         Pada Stadium III
Diberikan Benzalin Penisilin dosis total 9 juta unit, disuntikkan berturut-turut 2,4 dan 1,8 juta unit selang seminggu
Apabila penderita alergi terhadap Penisilin
·         Pada stadium I&II dapat diberikan tetrasiklin HCl dengan dosis 4x500mg /hari selama 15 hari
·         Pada stadium III diberikan tetrasiklin HCl dengan dosis 4x500mg/hari selama 30 hari                         
                   


KESIMPULAN


Penyakit menular seksual (PMS) adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, atau jamur, yang penularannya terutama melalui hubungan seksual dari seseorang yang terinfeksi kepada mitra seksualnya.Penyakit PMS terdiri dari Herpes.
Prevalensi PMS di Negara berkembang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan di Negara maju. Pada wanita hamil di Negara dunia ketiga, angka kejadian gonore 10-15 kali lebih tinggi, infeksi  klamidia 2-3 kali lebih tinggi, dan sifilis 10-100 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka kejadiannya pada pada perempuan hamil di Negara industri.
Di Indonesia sendiri, angka kejadian PMS pada perempuan sangat terbatas dampak PMS pada kehamilan bergantung pada organisme penyebab, lamanya infeksi, dan usia kehamilan pada saat perempuan terinfeksi hasil konsepsi yang tidak sehat seringkali terjadi akibat PMS, misalnya kematian janin (abortus spontan), BBLR, (akibat prematuritas, atau retardasi pertumbuhan janin dalam rahim), dan infeksi konginetal atau perinatal (kebutaan, pneumonia neonatus, dan retardasi mental).
infeksi penyakit kelamin kelamin juga dapat dicegah dengan tidak berhubungan dengan siapapun yang telah terinfeksi. Infeksi penyakit kelamin juga bisa dicegah dengan menggunakan kondom ketika berhubungan seksual. Bayi juga bisa terinfeksi penyakit kelamin lewat darah ibu saat bayi berada di dalam kandungan, atau  saat bayi lahir normal (pervaginam). Oleh karena itu, tanganilah infeksi penyakit kelamin sesegera mungkin. Perawatan lebih dini akan lebih murah biaya dan lebih efektif daripada jika perawatan itu sudah terlambat. Perlu juga untuk memeriksa pasangannya dan pastikan orang yang telah terinfeksi mendapatkan semua obat yang diperlukan, bahkan meskipun tanda-tanda infeksi sudah menghilang, dia tetap harus meminum semua obat agar penyembuhan infeksi benar-benar efektif.
Oleh karena itu, bagi yang sudah menikah, sebisa mungkin kita menghindari berganti-ganti pasangan seks dan hanya setia pada satu pasangan saja. Dan bagi yang belum menikah, janganlah melakukan seks bebas dan tingkatkanlah keimanan dan ketaqwaan kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa.karena mencegah PMS itu jauh lebih baik dari pada mengobati jika sudah terinfeksi.

REFERENSI


Klein, Susan. 2008. Panduan Lengkap Kebidanan. Palmall. Yogyakarta

Varney, Helen, dkk. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. EGC. Jakarta

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu kebidanan Sarwono Prawirohardjo. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta

Rukiyah, Ai Yeyeh. 2011. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). TIM. Jakarta

0 comments:

Post a Comment

 

Luthfi's Area Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea